Rabu, 08 Desember 2010

fungsi sikap dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen

Nama : Agus Gunawan
Kelas : 3EA03
NPM : 10208061

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.adapun sikap adalah Perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Fungsi Sikap : Fungsi penyesuaian, Ego Defensive, Ekspresi Nilai, dan Pengetahuan.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi :
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
Sumber :
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/
http://ank22489.blogspot.com/2010/11/tugas-perilaku-konsumen-2_3523.html

Syarat Syarat Segmentasi Yang Efektif

Nama : Agus Gunawan
Kelas : 3EA03
NPM : 10208061
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen
a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll
c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.


2. Syarat segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu :
a. Dapat diukur
b.Dapat dicapai
c. Cukup besar atau cukup menguntungkan
d.Dapat dibedakan
e. Dapat dilaksanakan
3. Tingkat Segmentasi Pasar
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
c. Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d. Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
Sumber :
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran/

kesimpulan :
suatu segmentasi yang efektif akan dapat membuahkan hasil yang bagus, juga dapat mengukur seberapa jauh potensi pembeli atau konsumen akan kebutuhan sehari harinya. Pasar yang tersegmentasi dengan baik dapat dijangkau dan dilayani lebih efisien. Selain itu, pasar yang tersegmentasi dengan baik lebih mudah dikelola, karena segmentasi pasar bisa diartikan pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.

Kamis, 02 Desember 2010

Produk Positioning

Nama : Agus Gunawan
Kelas : 3EA03
NPM : 10208061
Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut:
“The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product positioning, a company must differentiate its product from all other products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.
Positioning Sebagai Pendukung Pembentukan Citra Produk
1. Penonjolan Karakteristik Produk
Pengiklan bisa memilih karakter apa paling menonjol pada produk mereka. Contoh adalah teh botol tidak diposisikan sebagai minuman teh panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat untuk perjalanan atau sebagai penutup setelah makan.
2. Penonjolan Harga
Contoh operator telepon A dengan penawaran koneksi Blackberry(BB) dengan harga kisaran Rp. 100.000,- perbulan. Kemudian operator B juga mencoba menawarkan dengan harga yang lebih murah, di harga kisaran Rp. 80.000,- perbulan. Dengan demikian operator B mengklaim hingga saat ini program BB merekalah yang termurah.
3. Penonjolan Fungsi/Kegunaan
Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus, meskipun pada dasarnya memiliki fungsi yang sama.
Contoh produk obat sakit kepala A mengklaim obatnya bisa segera menyembuhkan sakit kepala seketika. Produk B juga mengklaim hal yang sama, namun mereka menambahkan khasiat-khasiat lainnya. Padahal jika dilihat dari kandungan obatnya memiliki kesamaan.
4. Positioning menurut pemakai
Produk yang sangat tua menggunakan strategi ini adalah sabun Lux. Dengan memposisikan diri bahwa produk ini dipakai oleh bintang bintang film kondang.
Produk lain yang menggunakan strategi ini adalah produk-produk kosmetik, oli, dan beberapa produk mobil. Setiap public figure yang dipilih membawa image sendiri sesuai dengan kondisinya.
5. Positioning menurut kelas produk
Beberapa produk yang “terjepit” perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan. Misalnya, produk 7-Up terjepit di antara produk minuman cola Pepsi dan Coca-Cola, sehingga ia menggunakan slogan “7-Up is the uncola drink. But with a better taste” untuk memposisikan dirinya.
6. Positioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
Simbol yang dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen. Simbol ini tidak digunakan oleh posisioning pesaing. Misalnya produk Mustika Ratu diposisikan sebagai produk yang mewarisi budaya Kraton di Jawa.
7. Positioning langsung terhadap pesaing
Di Amerika perusahaan persewaan mobil Avis secara langsung memposisikan diri dengan pesaingnya, yaitu Hertz dengan slogan “We are number two, so we try harder”. Strategi ini berhasil melekat dalam benak konsumen. Banyak orang memilih Avis yang lebih rendah (underdog), tetapi memiliki semangat kerja yang hebat.
Re-positioning
Merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.

Karakteristik Positioning
Positioning harus mempunyai arti khusus di mata pelanggan dan kompetitor
Positioning harus dapat dipercaya
Positioning harus unik



Evolusi Positioning
Konsep positioning berawal dari munculnya produk/jasa dari pesaing.
Gagasan positioning berasal dari identifikasi kebutuhan pelanggan dan bagaimana memenuhinya.


Diferensiasi Kompetif
Perspektif positioning berkenaan dengan produk/jasa yang telah ada dalam benak pelanggan.
Positioning bergantung pada kemampuan perusahaan memberi ciri lain dibanding pesaing.
Pelanggan membuat keputusan beli berdasar pada nilai optimal espektasinya.
Aktivitas penjualan dan pemasaran dapat dikembangkan menjadi serangkaian sistem yang lebih rinci dan detail.

Konsep Rantai Nilai
Teknik analisis nilai produk/jasa di mata konsumen dikenal dengan rantai nilai.
Rantai nilai digunakan untuk memastikan adanya sumber keunggulan diferensiasi dengan biaya yang optimal.
Rantai nilai juga digunakan utk mencek kecocokan dgn distributur dan pemasok.
Rantai nilai dapat digunakan pula sbg benchmarking kompetitif.

Sumber :
http://www.denbagus.com/positioning-sebagai-pendukung-pembentukan-citra-produk/
dosen.amikom.ac.id/.../POSITIONING%20DAN%20DIFERENSIASI.ppt –
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/peran-positioning-dalam-strategi.html


kesimpulan:
Positioning merupakan tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.

Produk Posotioning

Nama : Agus Gunawan
Kelas : 3EA03
NPM : 10208061
Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut:
“The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product positioning, a company must differentiate its product from all other products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna(1985:37) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi, persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya.
Positioning Sebagai Pendukung Pembentukan Citra Produk
1. Penonjolan Karakteristik Produk
Pengiklan bisa memilih karakter apa paling menonjol pada produk mereka. Contoh adalah teh botol tidak diposisikan sebagai minuman teh panas, namun diposisikan sebagai minuman ringan yang sama dengan cola. Sehingga teh botol bukanlah teh yang harus diminum pada saat minum teh di sore hari, tetapi minuman tepat untuk perjalanan atau sebagai penutup setelah makan.
2. Penonjolan Harga
Contoh operator telepon A dengan penawaran koneksi Blackberry(BB) dengan harga kisaran Rp. 100.000,- perbulan. Kemudian operator B juga mencoba menawarkan dengan harga yang lebih murah, di harga kisaran Rp. 80.000,- perbulan. Dengan demikian operator B mengklaim hingga saat ini program BB merekalah yang termurah.
3. Penonjolan Fungsi/Kegunaan
Suatu produk dikaitkan dengan kegunaan khusus, meskipun pada dasarnya memiliki fungsi yang sama.
Contoh produk obat sakit kepala A mengklaim obatnya bisa segera menyembuhkan sakit kepala seketika. Produk B juga mengklaim hal yang sama, namun mereka menambahkan khasiat-khasiat lainnya. Padahal jika dilihat dari kandungan obatnya memiliki kesamaan.
4. Positioning menurut pemakai
Produk yang sangat tua menggunakan strategi ini adalah sabun Lux. Dengan memposisikan diri bahwa produk ini dipakai oleh bintang bintang film kondang.
Produk lain yang menggunakan strategi ini adalah produk-produk kosmetik, oli, dan beberapa produk mobil. Setiap public figure yang dipilih membawa image sendiri sesuai dengan kondisinya.
5. Positioning menurut kelas produk
Beberapa produk yang “terjepit” perlu melakukan keputusan positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang bersangkutan. Misalnya, produk 7-Up terjepit di antara produk minuman cola Pepsi dan Coca-Cola, sehingga ia menggunakan slogan “7-Up is the uncola drink. But with a better taste” untuk memposisikan dirinya.
6. Positioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
Simbol yang dijadikan identifikasi ini memiliki arti penting bagi konsumen. Simbol ini tidak digunakan oleh posisioning pesaing. Misalnya produk Mustika Ratu diposisikan sebagai produk yang mewarisi budaya Kraton di Jawa.
7. Positioning langsung terhadap pesaing
Di Amerika perusahaan persewaan mobil Avis secara langsung memposisikan diri dengan pesaingnya, yaitu Hertz dengan slogan “We are number two, so we try harder”. Strategi ini berhasil melekat dalam benak konsumen. Banyak orang memilih Avis yang lebih rendah (underdog), tetapi memiliki semangat kerja yang hebat.
Re-positioning
Merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.

Karakteristik Positioning
Positioning harus mempunyai arti khusus di mata pelanggan dan kompetitor
Positioning harus dapat dipercaya
Positioning harus unik



Evolusi Positioning
Konsep positioning berawal dari munculnya produk/jasa dari pesaing.
Gagasan positioning berasal dari identifikasi kebutuhan pelanggan dan bagaimana memenuhinya.


Diferensiasi Kompetif
Perspektif positioning berkenaan dengan produk/jasa yang telah ada dalam benak pelanggan.
Positioning bergantung pada kemampuan perusahaan memberi ciri lain dibanding pesaing.
Pelanggan membuat keputusan beli berdasar pada nilai optimal espektasinya.
Aktivitas penjualan dan pemasaran dapat dikembangkan menjadi serangkaian sistem yang lebih rinci dan detail.

Konsep Rantai Nilai
Teknik analisis nilai produk/jasa di mata konsumen dikenal dengan rantai nilai.
Rantai nilai digunakan untuk memastikan adanya sumber keunggulan diferensiasi dengan biaya yang optimal.
Rantai nilai juga digunakan utk mencek kecocokan dgn distributur dan pemasok.
Rantai nilai dapat digunakan pula sbg benchmarking kompetitif.

Sumber :
http://www.denbagus.com/positioning-sebagai-pendukung-pembentukan-citra-produk/
dosen.amikom.ac.id/.../POSITIONING%20DAN%20DIFERENSIASI.ppt –
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/peran-positioning-dalam-strategi.html


kesimpulan:
Positioning merupakan tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.